Testimoni

TESTIMONI PARA SAHABAT


Indonesia beruntung dan bersyukur dengan lahirnya karya Erizeli Bandaro, yang mengalir dari nurani dan pikiran sehat, sebagai penuntun bersikap agar selamat dunia dan akhirat.
Edi Djuwito, Sahabat, Pengusaha, Malang

Pertemuan saya dengan Erizeli adalah sebuah takdir yang menumbuhkan harapan tentang masa depan. Rencana membangun bersama dengan mewujudkan kesejahteraan yang berdasarkan rasa keadilan adalah pengejawantrahan cinta dan kasih sayang berupa karya nyata. Allah bersamamu
Erizeli... Doa saya selalu mengiringimu.
DR. Ir. FX. Bambang Siswanto, MM, Pengusaha, Bali

Kisah-kisah sejati yang mampu melampaui batas realitasnya karena sederhana dan langka, sehingga menjadi bagaikan dongeng. Cerita-cerita pendek yang menyentuh, dan karena itu serta-merta mampu menggerakkan optimisme dan semangat bagi para pembacanya. Lebih istimewa lagi, kisah-kisah nyata yang ditulis sendiri oleh seorang pebisnis supersibuk ini juga memancarkan rasa bahagia dan kemilau kemuliaan kemanusiaan.
Yudhistira ANM Massardi, Sastrawan/Wartawan Senior, Bekasi

Saya banyak belajar dari tulisan-tulisan bapak Erizeli Bandaro, baik mengenai kehidupan maupun ekonomi global. Ulasannya detail dan bisa dipertanggung jawabkan karena berdasarkan pengalaman dan jam terbang yang sudah dilalui.
Widia Erlangga, Pegawai Swasta, Entrepreneur, Penulis, Fotografer, Bali

Cinta adalah keagungan. Cinta itu memuliakan. Cinta yang mendamaikan setiap masalah kehidupan. Sumber cinta yang utama adalah ibu. Dan dalam buku ini, Bapak Erizeli Bandoro mengajak kita untuk memiliki, mengasah, menerapkan cinta di segala aspek kehidupan, mengajari carai bertahan dan menjadi terhormat dalam kesulitan.
Laras Wati, Ibu Rumah Tangga, Blitar


Saya putri bungsu Bapak Erizeli Bandaro. Bagiku, Papa adalah sumber kebijakan yang mendidikku dengan sabar. Yang sulit dipelajari dari Papa adalah sikap rendah hatinya karena memang sudah nature-nya begitu. Kami semua punya kendaraan pribadi, tapi Papa tidak punya. Dia tidak merasa rendah dengan penampilan sederhananya, walau relasi bisnisnya kebanyakan kalangan atas. Alasannya dia tidak mau berjarak dengan siapapun. Aku pembaca setia tulisan Papa dan selalu menggugah untuk bahan diskusi kalau Papa lagi tidak di luar negeri. Papa teman diskusi yang asyik. Semoga buku ini menjadi kado terindah papa diusia 53 tahun. Sehat selalu, Papa sayang.
Rahmalia Lestari, Mahasiswa

                                                                    ****************